Pendadaranku (2 Mei 2016)

Pada tanggal 2 Mei 2016, aku mengikuti ujian pendadaran. Dosen-dosen yang hadir adalah pak THR (dosbing 1), pak HPW (dosbing 2), pak FDW (penguji), pak BSG (penguji).

Presentasi diawali dengan tidak bisa terhubungnya laptopku (asus a451lb-wx077d) dengan proyektor yang ada di ruang konseling (ruang sidang TTT) akibat adaptor tidak berfungsi. Padahal sekitar seminggu sebelumnya, laptopku bisa dihubungkan dengan adaptor ke proyektor di ruang E9. Untungnya ada teman-teman di luar yang menunggu. Aku meminjam laptop dari Wahyu A dan bisa dihubungkan ke proyektor.

Selesai presentasi pak FDW datang. Pak THR memberi kesempatan kepada pak BSG untuk bertanya. Ada beberapa pertanyaan. Perlu diperhatikan bahwa Q&A ini berlangsung dalam keadaan aku cukup kewalahan. Q adalah dosen penguji dan A adalah anak yang diuji.

Q: Di naskah tidak ada gambar lampu LED yang daritadi dibahas. Sebenarnya bagaimana penampakan lampu tersebut?
A: Aku tidak memiliki foto utuh dari lampu tersebut padahal di Tokopedia tersedia fotonya. Yang aku miliki hanya foto saat badan kaca dari lampu LED sudah dipecah untuk dilihat dalamnya.

Q: Berapa jumlah LED yang ada di dalam sebuah lampu LED T8.
A: Jumlahnya sekitar 70 buah. Tetapi pastinya saya tidak tahu.

Q: Apa bila lampu LED dipecah apa masih bisa menyala?
A: Masih bisa menyala karena prinsip kerjanya berbeda dengan lampu floresen. Lampu LED tabung mengandung banyak LED yang memberi cahaya tampak apabila dialiri arus. Fungsi badan kaca pada lampu LED hanya untuk membuat persebaran cahaya lebih merata, semacam memberi efek blur dari cahaya LED yang aslinya berupa titik-titik.

lampu led tabung tanpa kaca

Cahaya LED yang berupa titik tanpa bodi kaca

Q: Apa yang ada di dalam lampu floresen?
A: Ada merkuri, gas inert, fosfor.

Q: Mengapa lampu floresen yang digunakan lama-lama lumennya menyusut?
A: Karena bodi luar lampu yang lama lama kotor, dan karena fosfor pada bodi kaca bagian dalam lama-lama mengelupas.
Q: Saya tidak yakin mengenai pernyataanmu tentang fosfor. Tetapi menurutmu ada apa di kedua ujung lampu floresen?
A: Ada filamen.
Q: Lama-kelamaan apa yang terjadi pada filamen tersebut?
A: Filamen akan semakin keropos.
Q: Filamen akan rontok lama-kelamaan. Lihat lampu di atas itu, bagian ujung-ujungnya sudah berwarna kehitaman menunjukkan lampu sudah keropos. Lalu bagaimana dengan armaturnya?
A: Lama-kelamaan akan kotor dan berkarat.
Q: Itu juga yang menyebabkan penyusutan intensitas penerangan.

Q: Mengapa ballast yang dipasang dengan lampu LED malah menaikkan faktor daya padahal ballast itu berupa induktor?
A: Ballast menjadikan bentuk gelombang arus yang semula pulsa-pulsa menjadi lebih menyerupai sinus.
Q: Itu tidak menjawab pertanyaan. Nanti cari tahu, kemudian lengkapi.

Masih ada pertanyaan-pertanyaan lain yang aku tidak ingat. Setelah pak BSG selesai bertanya, pak THR memberi kesempatan kepada pak FDW untuk bertanya. Urutan pertanyaannya aku lupa, kira-kira seperti ini.

Q: Bagaimana pengaruh ballast terhadap lampu LED?
A: Pengukuran menunjukkan dengan pemasangan ballast, watt lampu LED tidak berubah, tetapi faktor dayanya meningkat. Mengenai alasan terjadinya peningkatan ini, pak BSG tadi menanyakannya dan saya belum bisa menjawab.

Q: Coba tampilkan grafik tentang bentuk arus saat lampu LED dipasang dengan ballast dan saat tidak dipasang dengan ballast.
A: Aku tampilkan grafiknya.
Q: Bagaimana menurutmu bentuk gelombang arusnya?
A: Untuk gelombang arus dari lampu LED dengan ballast, bentuknya berupa pulsa-pulsa. Ini adalah pulsa charging capacitor, capacitor yang menjadi filter untuk keluaran rectifier bridge. Saya simulasikan dengan LTSpice bentuk gelombangnya juga seperti ini pak. Tanpa induktor seri (ballast), arus masukan rectifier bridge dengan capacitor bentuknya pulsa-pulsa, namun setelah diberi induktor seri menjadi lebih baik bentuknya (lebih halus, lebih menyerupai sinus).

Q: Apa ada hasil pengukuran tentang sudut tiap komponen harmonik?
A: Ada pak. Ini tabelnya.
Q: Bagaimana menurutmu sudut fasanya?
A: Saat dipasang ballast, nilai cospi komponen-komponen harmonik dan fundamentalnya tinggi, saat tidak menggunakan ballast, nilai cospi komponen-komponen harmonik dan fundamentalnya rendah.
Q: Jadi itu jawabannya, ballast tidak menjadi beban, tetapi menjadi filter yang memperbaiki bentuk gelombang yang sebelumnya berbentuk pulsa, menjadi lebih baik. Kuncinya adalah perubahan cospi dari komponen-komponen harmonik dan fundamentalnya.

Q: Tadi dibahas tentang THD. THD itu sebetulnya apa?
A: THD adalah total harmonic distortion. Nilai rms dari semua arus harmonik dibagi dengan nilai rms dari arus komponen fundamental.

Q: Coba gambarkan gelombang komponen fundamental dan bentuk gelombang harmonik ke-3.
A: Gambar gelombang frekuensi fundamental, dan gambar frekuensi harmonik ke-3.
Q: Itu jika sudut fasenya sama, sudut fasenya bisa berbeda, selain itu magnitudenya juga perlu diperhatikan.

Q: Tujuanmu ada 4, yang tentang ballast, tentang membandingkan dengan lampu merk Fokus, tentang kinerja lampu LED, lalu belum dibahas di presentasimu tentang trafo zigzag atau pun filter pasif?
A: Trafo zigzag dan filter pasif tidak dipresentasikan seluruhnya. Yang dipresentasikan hanya kesimpulan bahwa tidak diperlukan pengurangan harmonik karena THDv pada panel masih rendah. Hasil percobaan dengan trafo zigzag tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Q: Trafo zigzag ini beli lalu dirakit atau bagaimana?
A: Trafo zigzag ini beli lalu dirakit.
Q: Bagaimana cara menentukan ukuran trafo zigzag itu?
A: Hasil pengukuran menunjukkan harmonik ke-3 besarnya sekitar 1A tiap fase. Oleh karena itu dipilih nilai kapasitas trafo yang paling mendekati. Yang tersedia adalah 150VA.

Setelah pak FDW selesai bertanya. Pak THR memberi kesempatan ke pak HPW untuk bertanya.

Q: Apa Nanovip bisa untuk analisis dengan diagram fasor?
A: Nanovip tidak bisa pak.
Q: Jika memungkinkan, di skripsimu diberi analisis iagram fasor.

Setelah pak HPW selesai bertanya, pak THR bertanya.

Q: Apakah dari gelombang-gelombang harmonik bisa diperoleh gelombang seperti yang terukur di osiloskop?
A: Bisa. Gelombang-gelombang harmonik ditambahkan atau disuperposisi. Dengan demikian diperoleh gelombang seperti yang terukur di osiloskop.

Setelah pak THR selesai bertanya. Aku disuruh keluar sebentar agar dosen bisa mendiskusikan nilai. Tidak sampai 4 menit, sudah dipanggil masuk lagi dan dinyatakan lulus dengan nilai A. Semoga IPK ku naik dengan bertambahnya 6 sks yang semuanya A. Hahaha.

Setelah itu, para dosen keluar ruangan. Aku dan teman-teman yang kebanyakan dari PPM berfoto-foto di dalam ruang sidang TTT dan di luar gedung, di bawah papan nama DTETI. Setelah itu PPM makan bareng di SS Monjali dan kembali ke aktivitasnya masing-masing.

ppm pendadaranku

foto di depan papan DTETI

Leave a Reply