15 Mei 2016 Galau Hilang

Aku baru saja merasakan sebuah mukjizat. Sudah dari tanggal 9 Mei 2016 aku merasa sedih dan galau hingga jam 5 sore hari ini. Namun tiba-tiba setelah chatting dengan dia. Perasaan galau itu hilang dan berganti rasa lega dan ikhlas dia sudah menemukan pria yang baik.

Jadi tanggal 9 Mei itu aku bertamu ke kosnya. Saat mau meminjam HP-nya aku melihat wallpapernya adalah selfie seorang pria. Saat itu aku merasa sedih. Dia bercerita bahwa pria itu pria yang baik dan dewasa. Galauku berlanjut selama seminggu, dengan semangat untuk berubah menjadi dewasa dan mapan, serta pantang fep (sampai sekarang).

Kemarin malam aku iseng mengirimkannya link berita seorang pria mengamuk di pernikahan mantannya. Lalu tadi pagi dia membalas. “Kamu nonton begituan?” “Lagi di solo?”. Aku menjawab “Engga cuma baca britanya” “Lagi di kos” “Hari minggu ngapain?” Jawabnya “Mau ke kandang” “Sama telponan dgn pacar” “Wkwkwk”. Aku mengirimkan smiley orang mringis meskipun sebetulnya hati teriris (haha). Aku balas lagi “Ke kandang dalam rangka apa?” Jawabnya “Cari hewan sakit” Lalu aku kirim gambar pas mati lampu, aku pasang lilin dan buka buku. Lalu aku taruh selotip bunder berdiri di atas buku itu dan bayangan selotip bunder itu akan berbentuk love. Dia bales “Dari internet?” Jawabku “Foto sndiri” Trus aku balas “Boleh telpon semenit?” Jawabnya “Ga bisa” “Lagi telponan” “Ntar ya” Jawabku “Oke” “Mau basa basi aja trus dah” Setelah beberapa menit dia jawab “Udah” Lalu aku telpon ngobrol tentang hewan sakit itu, tentang adik kakak tingkatnya yang lagi nginep di kosnya krn ada ujian, tentang aku yang kesepian dan udah 2 malem nginep di tempat Umam bareng Hari, tentang udah makan atau belum, tentang dia yang lagi capek dan blum brangkat ke kandang, setelah itu selesai, telpon ditutup. Aku bilang “Thx (y)” jawabnya “Ya” Lalu beberapa menit kemudian aku tanya “Rencana nikah kapan?” “Dah ada rencana?” “Aku dah siap ndengernya kok” Tapi dia belum baca setelah itu langsung. Terakhir online jam 10.04. Lalu sekitar jam 14.30 dia jawab “Nanti aku kabari kalo udah undangan” Balasku “Taun ini?” Jawabnya “Rencana 2018 akhir” Balasku “Kok masi 2.5 tahun? Mau fokus nyari nafkah?” Jawabnya “Aku mau kerja dulu” “Tapi ada kemungkinan taun depan” “Wkwk” Aku lupa kelanjutannya setelah itu langsung apa tapi lalu selanjutnya begini, dia bilang “Masih kangen?” “Udah ga kangen kan?” Aku jawab “harapannya engga” “tapi takperkirakan masih sampe kuartal ke3 taun ini wkwk” Dia balas “Wkwkwk” Aku balas lupa pastinya, kira-kira gini “Kangen pertama kali peluk di pondokan kkn, gandengan dan gendong di pantai samas. Wkwkwk kenangan indah” Dia bales “Terimakasih kenangan indahnya” Aku bales “Sama-sama wnta idmnku” “Barusan nangis sbntar” Jawabnya “Kenapa nangis?” Jawabku “Rindu” Jawabnya “Aku juga udah berkali-kali nangis karena kamu” Aku tanya “Kenapa kamu nangis karena aku?” Jawabnya “Ya gemes cinta beda agama, ya kamunya juga gitu. Aku kira kamu udah ga cinta lagi” Aku jawab “Kalo aku tau kamu berkali-kali nangis, aku ga akan tega” “Aku ga pernah liat kamu nangis haha” “Kalo aku tau, aku mending lulus molor” Jawabnya “Ya ga ada yang tau aku nangis” “Aku brusaha tegar di hadapan siapa pun” Aku bales intinya aku minta maaf udah buat sedih. Lalu beberapa menit kemudian aku uplaod fotoku tanggal 17 Agustus 2015 di pantai Samas yang keliatan merenung dengan caption “Ini aku galau stres cinta beda agama tapi pas kamu tanya aq jawab cuma stres aja” Dia jawab “Owalah” “Baru tau”

Lalu karena aku sambil ngrapiin kamar, pilih-pilih kertas bekas untuk dijual, aku nemu berkas KKN. Isinya ada daftar email anak-anak KKN. Aku lihat emailnya, pake yang @mail.ugm.ac.id. Aku pikir berarti setelah dia lulus aku ga bisa email. Aku cek gmail, dia sekitar 2 minggu yang lalu kirim fotoku yang takminta lewat email, email yang dia pake juga itu @mail.ugm.ac.id. Lalu aku tanya lewat WA “Apa email @mail.ugm.ac.id mu aktif karena koas? Atau aktif seumur hidup?” Dia jawab “itu karena koas aja” Aku lupa kelanjutannya gimana tapi akhirnya dia bilang “Kalo aku dulu ikut kata hati nunggu hidayah buat kamu, tapi kamu malah gitu” Aku jawab “Ya aku sadar pas kamu ngobrol ttg pacarnya temenmu yang mau pindah agama, tentang satunya juga” Balasnya “haha :p” Lalu aku tanya “Kamu ngrasa ga klo aku terangsang stiap dulu kamu takjadiin guling?” Dia jawab “Ga ki, aku ngrasanya kayak disayang ibuku” Aku balas “Oya syukurlah” Dia balas “Hm maaf ya” Aku balas “Maksudku aku ga mau buat kamu ga nyaman” “Klo kamu nyaman, syukurlah” Dia balas “Owalah”

Dari situ aku tiba-tiba merasa seperti selama ini aku menjadi wakil ibunya dalam memberikan kasih sayang di Jogja. Dan aku juga jadi bersyukur dia dapat pria lain yang baik. Dari situ galauku hilang dan ganti rasa lega dan iklas. Rasanya seperti mendapat mukjizat. Dan hari ini adalah hari Pentekosta. Ajaib sekali.

Leave a Reply